One-State Solution: Neither Israel Nor Palestine
Oleh: Dzikrullah W. Pramudya
Solusi Satu Negara: Bukan Israel, Bukan Palestina. Tiji tibeh, mat sijhi mati kabeh. Ini solusi yang diusung oleh mereka yang yakin bahwa selama unsur-unsur Zionisme dan juga pejuang kemerdekaan Palestina mendominasi, perdamaian tak akan pernah hadir.
Dalam pandangan mereka sebuah negara yang menjadi solusi haruslah demokratis, sekuler, memandag semua bangsa dan etnis yang ada di Palestina setara dan lain sebagainya. Solusi ini hampir hampir mimpi karena gagasannya sangat lemah ketika berhadapan dengan narasi sejarah Zionisme maupun Islam yang akarnya kokoh. Abaikan saja.
Itulah empat solusi yang sering jadi pembicaraan.
Two-State Solution: 'Israel' and Palestine.
One-State Solution: Palestine.
One-State Solution: Neither 'Israel' Nor Palestine.
Khazanah pengalaman sejarah umat Islam lebih kaya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena masih punya dua solusi yang terbukti dalam sejarah menyelesaikan persoalan yang sudah berabad-abad: yaitu Salahuddin's Solution dan Umar's Solution. Yang dimaksud disini adalah Shalahuddin Al-Ayyubi (tahun 1187) yang mengikuti jejak Solusi 'Umar bin Khattab (tahun 637)
Keduanya telah membuktikan, bahwa pembebasan yang mereka lakukan terhadap Masjidil Aqsa, kota Al-Quds, Palestina bahkan Negeri Syam, telah menghadirkan perdamaian di tengah kehidupan rakyat beragama apapun di wilayah itu.
Sesudah 'Umar bin Khattab menetapkan Jaminan Keamanan bagi Penduduk Iliya (Baitul Maqdis), kawasan itu damai sejah tahun 637 sampai tahun 1099 (terhitung selama 462 tahun).
Sampai datangnya gerombolan pasukan Salib yang dikerahkan oleh Paus Urbanus II di kota Clermont (27 November 1095) bergerak dari Eropa membantai satu demi satu penduduk desa dan kota-kota Muslim sampai ke Masjidil Aqsa (15 Juli 1099).
Kurang dari seratus tahun kemudian, Shalahuddin Al-Ayyubi hadir membawa solusi sampai berhasil membebaskan kembali Masjidil Aqsa, kota Al-Quds, Palestina dan Negeri Syam pada 2 Oktober 1187. Kawasan itu kembali menjadi tempat yang damai bagi seluruh rakyat dari agama mana pun selama 730 tahun, sampai Inggri dan Prancis membangkitkan lagi hantu tentara Salib dan menggerogoti wilayah Kesultanan Utsmaniyyah. Masjidil Aqsa dan wilayah sekitarnya kembali dirampas oleh kekuatan kuffar ditandai masuknya Jenderal Inggris Edmund Allenby ke halaman Masjidil Aqsa 11 Desember 1917.
Solusi 'Umar dan Shalahuddin tak lain dan tak bukan adalah solusi yang mengikuti Sunnah dan arahan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam.
Memperbaiki dan menguatkan ummat dalam hal aqidah, keilmuan, kecerdasan, keterampilan, kerajinan, ketangguhan dan kesiapsiagaan pasukan perdamaian Muslimin sedunia; lalu dengan hanya bergantung kepada pertolongan Allah Ta'ala saja, mengerahkan dirinya dalam Jihad menyebarluaskan Rahmat Allah ke seluruh alam.
Sampai Allah menentukan hari kemenangan. Maka kemenangan itu, bukan hanya dinikmati ummat Islam, tetapi ummat manusia. Sebagaimana telah dibuktikan oleh 'Umar yang memantapkan perdamaian di Baitul Maqdis selama 462 tahun, dan Shalahuddin yang meneruskan fondasi perdamaian itu selama 730 tahun.
Solusi ini tidak lapuk karena hujan kemewahan dunia dan puji-pujian lembaga-lembaga dunia, sebaliknya tidak lekang oleh panasnya teror dan fitnah dari pihak mana pun.
Pekerjaan utama kita sampai kemenangan itu Allah berikan ialah: beribadah, berilmu, beramal, bersaudara, berjihad sampai Allah berikan kemenangan dan perdamaian dunia tahap demi tahap. Allah berikan kemenangan dan perdamaian dunia tahap demi tahap. Hidup dalam kemuliaan Al-Islam, atau Syahadah di Jalan Allah.
Sumber: Buku Emas Baitul Maqdis.
Posting Komentar untuk "One-State Solution: Neither Israel Nor Palestine"
Posting Komentar