Indonesia dan Solusi Dua Negara

Oleh: Dzikrullah W. Pramudya

Dalam wacana sejarah dan hubungan internasional, konflik yang terjadi di Baitul Maqdis sejak 1917, solusi dua negara (two-state solusion) adalah pendekatan yang paling banyak dibicarakan, sekaligus semakin banyak dicibiri.

Yang dimaksud dengan solusi dua negara di sini kira-kira begini: "Sudahlah... Berhenti bertikai. Kedua pihak yang bertikai tak usah lagi merasa hanya pihaknya yang pantas jadi negara. Pihak lawan tak pantas. Kasihan rakyat. Jangan mau menang sendiri. Menang berdua lebih baik. 'Israel' jadi negara. Palestina jadi negara juga. Hidup berdampingan secara damai, adem, ayem, tentrem, nonton konser sama-sama. Senyum. Manthuk-manthuk. Enak kan, daripada perang terus?"

Khas Indonesia. Khas Jawa.

Ya, memang khas jawa. Akan tetapi, bukan Jawanya Sultan Hamengkubuwono IX. Solusi Jawanya beliau adalah: "Hanya ada satu negara di Nusantara, Republik Indonesia. Penjajah, out."

Lalu kenapa kita menolak solusi dua negara untuk Indonesia, tetapi mengajukannya untuk Palestina?

Kalau rumah kita dirampok, solusinya perampok harus keluar tanpa syarat. Nyawa kakek kita yang dibunuh pun harus kita tebus. Keadilan harus ditegakkan. Perampok harus dibekuk dan diseret ke pengadilan.

Akan tetapi, kenapa kalau rumah tetangga yang dirampok, kita bilang begini, "Wahai tetangga, sudahlah damai saja. Perampok juga manusia, punya hak hidup di rumah Anda yang dirampoknya. Daripada ribut terus kasih lah 70 persen dari tanah dan rumah Anda untuk perampok. Lumayan deh Anda masih bisa tidur di kamar pembantu, dapur, kakus kecil dan tempat jemuran. Daripada Anda tidak dapat apa-apa kan?"

Hanya korban yang bodoh dan sudah dibeli harga dirinya oleh perampok yang mau menerima solusi itu.

Sebagian besar rakyat Palestina tidak mau solusi itu. Dibuktikan lewat pemilu tahun 2005 yang dimenangkan secara telak oleh faksi Perlawanan Palestina (Al-Muqawamah) yang dipimpin unsur terbesarnya Hamas.

Gagasan Al-Muqawamah tentang kemerdekaan Palestina sama dengan gagasan Sultan Hamengkubuwono IX tentang kemerdekaan Indonesia: penjajah, out.

Sumber: Buku Emas Baitul Maqdis.

Posting Komentar untuk "Indonesia dan Solusi Dua Negara"