Studi Baitul Maqdis

Oleh: Prof. Dr. Abd al-Fattah Muhammad El-Awaisi Al-Maqdisi

Studi Baitul Maqdis yang tersedia kini dapat dibagi menjadi dua bagian:

Pertama: Studi dan penelitian oleh orang-orang Israel dan Orientalis

Dalam hal ini, mereka selalu berusaha untuk mendiskreditkan pentingnya referensi-referensi Arab dan Islam yang berhubungan dengan Baitul Maqdis setelah pembebasan pertama kota itu, atau mendiskreditkan makna pentingnya Baitul Maqdis dan kedudukannya dalam Islam; beberapa akademisi Israel dan Orientalis yang melakukan penelitian itu berusaha untuk menghapus hakikat (kebenaran) dan tulisan sejarah Baitul Maqdis dari sudut pandang monolitik. Ini terjadi disebabkan oleh beberapa kepentingan agama dan politik yang berkaitan erat dengan peperangan untuk menguasai tanah Baitul Maqdis, terutama sejak mereka mendeklarasikan Israen dan mencaplok Tanah Baitul Maqdis yang memiliki legitimasi sejarah dan arkeologis.

Kedua: Studi dan penelitian Arab dan Muslim

Meskipun sudah ada beberapa intelektual Arab dan Muslim yang melakukan beberapa penelitian dalam berbagai bidang tentang Baitul Maqdis dan dengan tingkat keilmuan yang berbeda-beda, kita masih sangat buta terhadap lapangan penelitian yang berhubungan erat dengan Baitul Maqdis dalam konteks penelitian akademik. Kebanyakan penelitian oleh orang-orang Arab dan Muslim tentang Baitul Maqdis diwarnai oleh emosi yang tidak berdasarkan konsep dalam penelitian dan pengkajiannya. Apalagi ketika para peneliti sudah mulai meninggalkan metodologi ilmiah dalam penelitian mereka, atau bahkan tidak terperinci. Itu semua dikarenakan mereka mendapat kesulitan, atau juga karena mereka tergesa-gesa, serta cenderung untuk memilih, mengambil bagian tertentu dari referensi atau sumber tertentu tanpa mengkritisi, dan menganalisisnya terlebih dahulu. Ini terjadi karena menghindari keseriusan yang diharuskan dalam melakukan penelitian, atau bisa jadi karena mereka didesak atau terpengaruh oleh keadaan masyarakat, ekonomi dan politik yang terjadi di sekitar mereka. Atau, pengaruh dari para peneliti serta intelektual Arab dan Muslim -ini terjadi disebagian negara Arab dan Muslim secara umum- yang menghalangi si peneliti melakukan tugas ilmiahnya.

Seiring dengan berbagai kemunduran kebudayaan dan peradaban kita, juga dengan ketiadaan akademisi kita yang tangguh pada satu sisi, para Orientalis dan orang-orang Israel berusaha untuk mencetak akademisi mereka dan memasarkannya ke negara-negara kita, yaitu negara-negara Arab dan Muslim, yang tidak memiliki tenaga-tenaga akademis yang memadai pada sisi lain. Hal ini menyebabkan hasil karya mereka memenuhi ruang akademik kita pada hari ini, menjadi sumber rujukan dan referensi bagi kita, dan ini semua memberikan pengaruh yang sangat berbahaya dalam pandangan, pendidikan bahkan budaya kita. Itu berarti kini "benteng kita telah dihancurkan dari dalam" dan kita jatuh sebagai korban tawanan dari peradaban lain dan pada saat yang sama peradaban kita pun lenyap. Atau, dengan kata lain kita berada pada fase yang dikenal sebagai "peradaban yang tenggelam" yang sampai pada tingkat "akal sehat kita pun terjajah dan tertindas", serta pemikiran kita terbatas atau terbelenggu di dalam pemikiran intelektual lain, yang mana ini mengakibatkan apa yang dikenal dengan "bencana ilmu".

Sumber: Buku Emas Baitul Maqdis.

Posting Komentar untuk "Studi Baitul Maqdis"