Prioritas yang Terlupakan

Oleh: Prof. Dr. Abd al-Fattah Muhammad El-Awaisi Al-Maqdisi

Sejak perang salib -penjajahan kontemporer dan yang menyebabkan terjadinya penjajahan oleh kolonial Barat dengan dimulainya pendudukan Inggris di Mesir pada tahun 1882, kemudian penjajahan Inggris atas Baitul Maqdis pada akhir tahun 1917 M- para pemimpin politik dan mereka yang berada di garis terdepan panggung politik lebih mengutamakan hal-hal yang yang bernuansa politik dan militer, melupakan persiapan keilmuan (ilmu pengetahuan) serta melalaikannya sejak 100 tahun yang lalu (1917-2017 M). Hasilnya seperti yang kita saksikan sekarang -yang sangat disayangkan- bertumpuknya kegagalan politik maupun militer pada periode-periode terdahulu hingga abad ini, dan peran mereka (secara langsung atau tidak langsung) mengesampingkan dan mengabaikan urusan Tanah yang Disucikan (Baitul Maqdis), dan kemudian menjerumuskan kita ke dalam sebuah labirin keterpurukan dan kekalahan berturut-turut yang menyebabkan kita berada dalam bencana seperti saat ini.

Para aktivis ummat juga telah mengabaikan prioritas utama, yaitu menguatkan ikatan pada celah yang terlupakan dalam urusan Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa: "celah pengetahuan" yang telah terabaikan sejak 100 tahun yang lalu (1917-2017) -baik disengaja atau dengan niat yang baik, seperti kesibukan dalam dimensi dan pergerakan penting yang lain. Untuk mengatasi bencana yang terjadi atas keterpurukan beruntun yang menimpa ummat ini, sebagaimana keterpurukan pada tahun 1948 M, atau kekalahan 1967 M, maka "dimensi keilmuan" merupakan fondasi yang wajib dibangun di atas persiapan-persiapan dan urusan lain, apalagi yang berhubungan dengan urusan politik dan militer. Sungguh kita telah belajar dari Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam dan dari kajian tentang pergerakan sejarah bahwa dimensi keilmuan berperan penting sebagai fondasi dalam membangun persiapan dan amal-amal lain, terutama aksi yang berkaitan dengan urusan politik dan militer.

Sebagaimana kita ketahui bahwa 'kemenangan' pengetahuan selalu mendahului kemenangan politik dan militer. Karena, pengetahuan, yang berarti persepsi, harus dimiliki sebelum melakukan pergerakan politik dan militer, bahkan urusan politik dan militer yang tidak didasari ilmu pengetahuan pasti hasilnya adalah kegagalan. Oleh karena itu, aksi politik dan militer tanpa fondasi pengetahuan yang terstruktur, terorganisir dan disiplin adalah sebuah bencana. Begitu pula melalaikan dimensi keilmuan dan persiapan keilmuan yang terstruktur dan terkoordinir dalam persiapan pembebasan kota Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa adalah sebuah bencana besar.

Ini merupakan kenyataan sangat menyakitkan, yang menjelaskan adanya ketidakseimbangan dalam tulisan-tulisan akademis tentang Baitul Maqdis. Sungguh, "pemikiran kita telah dijajah dan dijarah", ditambah lagi dengan kelalaian para pejuang politik dan para pemain di panggung politik dari memerhatikan dimensi keilmuan dan mengabaikan hal ini dalam persiapan pembebasan Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa yang penuh berkah. Oleh karena itu, diperlukan perubahan dan upaya mengonsep ulang proyek ini dengan cara mempersiapkan dimensi keilmuan demi mengisi kekosongan yang menakutkan ini, dengan ikhtiar yang kreatif dan terstruktur untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Sumber: Buku Emas Baitul Maqdis.

Posting Komentar untuk "Prioritas yang Terlupakan"